Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Sewa Kamar Hotel (Studi Kasus Pada Hotel Kristal Kupang)
oleh
Dwi Dersmi Selan
Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Persatuan Guru 1945 NTT
Email: dwi.dersmi@gmail.com
Cernan Chr. A. Liu
Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Persatuan Guru 1945 NTT
Email: cernan.liu@gmail.com
Aplonia Atto
Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Persatuan Guru 1945 NTT
Email: nia.atto@gmail.com
Abstrak
Metode Activity Based Costing yang hadir di tengah dunia akuntansi membantu mengurangi over-costing atau under-costing yang disebabkan oleh distorsi pengisian. Penggunaan metode Activity Based Costing dalam penetapan harga tarif kamar diharapkan dapat menjadi alat bantu bagi pengelola hotel. Metode Activity Based Costing dapat digunakan sebagai acuan penetapan harga tarif kamar di hotel dan sebagai pembanding dengan penetapan harga tarif kamar yang telah ditetapkan selama ini, serta menjadi salah satu masukan yang memberikan informasi tentang metode Activity Based Costing. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbandingan antara harga sewa kamar oleh hotel yang ditetapkan dengan perhitungan yang menggunakan Activity Based Costing dan menganalisis hasil perhitungan menggunakan Activity Based Costing yang telah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di Hotel Kristal Kupang. Data diperoleh melalui wawancara dengan pihak pemenuhan kebutuhan hotel dan data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti: data biaya kamar hotel, jumlah tamu, lama menginap, jumlah tamu, luas kamar, dan data tarif. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analisis biaya tarif kamar. Penetapan metode biaya berdasarkan Activity Based Costing, kemudian dibandingkan dengan metode Activity Based Costing untuk penetapan harga kamar hotel dengan realisasi metode Activity Based Costing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara penetapan harga kamar Activity Based Costing dengan penetapan harga kamar hotel menghasilkan harga kamar Executive lebih besar dibandingkan dengan penetapan harga kamar hotel. Hasil yang lebih kecil diperoleh pada kamar Superior dan Suite. Hal ini dikarenakan adanya pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Dengan Activity Based Costing, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan kepada cost driver. Hal ini mengakibatkan biaya aktivitas dapat dialokasikan pada masing-masing kamar sesuai aktivitasnya dengan tepat.
Kata kunci: Activity Based Costing, Perhitungan Biaya